CAPITAL-MARKET
RESEARCH
AND ACCOUNTING
PENDAHULUAN
Pasar
saham semakin popular dalam dua
dekade terakhir. Hal ini tercermin dalam laporan media secara teratur (rutin)
mengenai keadaan pasar sehari-hari. Pasar saham memiliki kepentingan tertentu
untuk akuntansi karena asumsi umum bahwa akuntansi memberikan informasipeserta
pasar modal atau pasar saham. Di Australia, asumsi ini tertanam dalam kerangka
konseptual. Menurut kerangka itu, akuntansi bertujuan menyediakan informasi
yang relevan kepada investor untuk pengambilan keputusan investasi,
memungkinkan investor untuk memprediksi arus kas masa depan dan menilai risiko
masa depan dan return terkait dengan saham tertentu.
Asumsi
bahwa akuntansi memberikan informasi yang berguna untuk peserta di pasar saham
atau modal menimbulkan masalah apakah para peserta benar-benar menggunakan
informasi akuntansi dalam keputusan mereka. Ini merupakan isu penting bagi
akuntansi karena jika peserta pasar modal tidak menggunakan informasi akuntansi
ketika membuat keputusan yang berkaitan dengan berbagai transaksi, lalu apa
tujuan dari akuntansi? Ketika mengembangkan kerangka konseptual untuk
akuntansi, para pembuat kebijakan telah berkonsentrasi pada peningkatan
informasi seperti ini, sehingga ketika menemukan bahwa itu tidak
menginformasikan pasar modal akan menghancurkan akuntansi dan pembuat
kebijakan.
PENELITIAN PASAR MODAL DAN AKUNTANSI
Pasar
modal telah diteliti secara luas. Sejak studi seminal oleh Ball dan Brown
(1968), lebih dari 1000 makalah yang telah diterbitkan meliputi berbagai aspek
pasar modal. Karena isu penting bagi akuntansi adalah apakah informasi
akuntansi menginformasikan pasar modal, fokus dalam bab ini adalah pada
penelitian menyelidiki hubungan antara keduanya. Banyak penelitian telah
difokuskan terutama pada hubungan antara
kinerja keuangan dan harga saham.
Banyak
penelitian pasar modal bergantung pada hipotesis pasar yang efisien (efficient market hypothesis). Pasar yang
efisien adalah pasar di mana harga saham sepenuhnya mencerminkan semua
infromasi yang tersedia, termasuk informasi akuntansi. Di bawah hipotesis ini,
pengungkapan perusahaan sangat penting untuk fungsi pasar modal. Tetapi tidak
semua pengungkapan perusahaan berbasisakuntansi. Perusahaan mengungkapkan
melalui laporan tahunan, termasuk laporan keuangan dan catatan, diskusi dan
analisis manajemen, melalui pengajuan peraturan serta pengungkapan sukarela
melalui perkiraan manajemen, siaran pers, situs internet, dan sebagainya.
Informasi yang timbul dari perusahaan ini dilengkapi oleh analis keuangan,
pakar industri dan media keuangan.
Pembuat
kebijakan akuntansi, terutama standard
setter, bergantung pada asumsi efisiensi pasar karena keputusan-keputusan
yang berkaitan dengan hal-hal seperti perubahan kebijakan akuntansi seharusnya
tidak mempengaruhi harga saham. Pandangan alternatif adalah bahwa efisiensi
pasar modal menyediakan justifikasi untuk menggunakan perilaku harga saham
sebagai tes operasional kegunaan informasi yang diberikan oleh laporan keuangan.
Beberapa temuan penelitian pasar modal menunjukkan bahwa pasar tidak efisien.
Penelitian perilaku keuangan juga bertentangan dengan asumsi bahwa pasar modal
efisien.
METODE PENELITIAN: EVENT STUDIES DAN
ASSOCIATION STUDIES
Jika pasar modal
efisien, harga saham harus mencerminkan secara penuh dan cepat informasi baru,
termasuk informasi akuntansi. Informasi baru menyebabkan peserta pasar untuk
merevisi harapan mereka dari arus kas masa depan. Revisi mereka menyebabkan
mereka untuk bertindak sehingga harga saham berubah.Terdapat dua metode utama
yang digunakan untuk menguji apakah harga saham bereaksi terhadap informasi
akuntansi.
Event study
meneliti perubahan tingkat atau variabilitas harga saham atau volume
perdagangan selama waktu yang singkat sekitar dikeluarkannya informasi
akuntansi atau informasi lainnya. Informasi diasumsikan sebagai informasi baru
jika pengeluarannya merevisi ekspektasi pasar, sebagaimana dibuktikan oleh
perubahan tingkat harga atau variabilitas harga sekitar tanggal pengungkapan.
Association study
tidak menganggap hubungan kausal antara ukuran kinerja akuntansi dan pergerakan
harga saham. Sebaliknya, jenis penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa
cepat akuntansi mengukur perubahan yang tertangkap dalam informasi yang
tercermin dalam harga saham selama periode waktu tertentu. Sehingga association study mencari korelasi
antara ukuran kinerja akuntansi (seperti laba atau pendapatan) dan return saham
di mana keduanya diukur selama periode waktu yang relatif lama dan kontemporer
Apa
yang Penelitian Respon Pasar Beritahukan pada Kita
Kebanyakan event study fokus pada pengumuman laba.
Asumsi umum yang mendasari penelitian ini adalah bahwa pengumuman laba dengan
berita yang baik harus menyebabkan peningkatan harga saham; namun jika dengan berita
buruk harus menyebabkan harga saham menurun. Mengamati ketidakstabilan return
pada hari-hari pengumuman dapat menunjukkan apakah laba menyampaikan informasi
kepada investor. Apabila laba merupakan sumber informasi bagi investor, maka
mengungkapkanjumlah laba juga harus menghasilkan peningkatan yang signifikan
dalam perdagangan.
Penelitian
menunjukkan bahwa pengungkapan laba menyebabkan perubahan harga saham yang
signifikan atau meningkatkan volume perdagangan, sehingga memberikan bukti
bahwa ada kandungan informasi dalam pengumuman laba akuntansi. Hasil ini
konsisten di semua negara yang diteliti. Asumsi beberapa penelitian bahwa
semakin besar kejutan dalam pengungkapan, yang paling besar akan menjadi reaksi
investor juga telah dikonfirmasi, dengan volume perdagangan, ketidakstabilan
return atau rata-rata abnormal return semua berhubungan positif dengan ukuran
laba tak terduga (Dumontier & Raffournier 2002).
Association studiesjuga
menunjukkan bahwa laba akuntansi menangkap bagian dari kumpulan informasi yang
tercermin dalam harga saham. Meskipun ini adalah berita baik untuk akuntansi,
ada beberapa kabar buruk. Bukti menunjukkan bahwa banyak informasi yang
ditangkap dari sumber non akuntansi yang bersaing dengan jumlah laba. Ini
berarti bahwa laporan keuangan tahunan bukanlah sumber informasi secara tepat
waktu untuk pasar modal.
Pengungkapan
interim informasi akuntansi dapat membantu investor memprediksi jumlah
pendapatan tahunan. Reaksi harga saham untuk pengeluaran informasi keuangan
setengah tahun signifikan secara statistik tetapi isi informasi yang
dikeluarkan tampaknya kurang dibandingkan dengan laporan tahunan.
Faktor-faktor
tertentu seperti ukuran perusahaan dan kemampuan investor untuk menggunakan
informasi akuntansi tampaknya mengubah hasil. Semakin besar nilai pasar
perusahaan, semakin kecil return abnormal pada tanggal pengumuman. Untuk
perusahaan besar, informasi yang diungkapkan di tanggal pengumuman khas
biasanya didahului oleh perhatian yang diberikan perusahaan besar oleh analis
investasi dan manajer investasi. Kecanggihan investor juga menyumbang hubungan
positif antara perubahan harga dan pendapatan tak terduga. Unsophisticated investor didefinisikan sebagai orang-orang yang
bereaksi secara mekanis untuk laba yang dilaporkan. Investor yang kurang
canggih bereaksi terhadap kabar baik tetapi kurang bereaksi terhadap laba
negatif yang tidak terduga dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang canggih.
Harga
Menentukan Laba
Seperti
disebutkan di atas, tidak semua informasi yang ditangkap pada harga saham
adalah informasi akuntansi. Beaver, Lambert & Morse (1980) mengemukakan
gagasan bahwa informasi yang tercermin dalam harga lebih kaya daripada
informasi laba akuntansi. Ide ini disebut hargamenentukanlaba, yang berarti
bahwa kumpulan informasi tercermin dalam harga berisi informasi tentang laba
masa depan.
Kesenjangan
antara pengukuran akuntansi pendapatan dan harga saham disebut sebagai argumen
kekurangan-GAAP. Argumen ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang lambat
untuk menggabungkan semua informasi yang investor gunakan untuk saham nilai.
Ada asimetri informasi antara manajer dan investor luar. Asimetri informasi ini,
bersama-sama dengan ancaman litigasi againts manajer oleh orang luar,
menghasilkan permintaan dan pasokan angka akuntansi konservatif. Generally Agreed Accounting Principles
(GAAP) telah merespon dengan memiliki timing yang berbeda untuk berita baik dan
buruk: berita buruk diungkapkan lebih tepat waktu dari pada berita baik. Dengan
kata lain, kriteria pengakuan akuntansi kurang ketat untuk kerugian daripada
keuntungan. Hal ini mungkin merupakan respon terhadap melobi pembuat standar.
Karena
perbedaan kriteria pengakuan akuntansi ini, akrual dan arus kas adalah dua yang
paling sering memeriksakomponen pendapatan. Akrual merupakan sarana yang
digunakan dimana Akuntan berupaya untuk mengubah arus kas operasi ke angka laba
yang lebih informatif tentang kinerja perusahaan. Dari teori akuntansi positif,
diketahui bahwa manajer mungkin menggunakan informasi akuntansi secara oportunis,
dan memanipulasi akrual untuk tinjauan tujuan mereka sendiri, mendistorsi angka
laba sebagai ukuran kinerja perusahaan.
Kecenderungan Setelah Pengumuman Laba
Banyak bukti
(Kothari 2001) menunjukkan bahwa pasar saham kurang bereaksi terhadap informasi
laba. Ini berarti bahwa pasar tidak mengakui informasi akuntansi laba secepat
angka tersebut dirilis. Sebaliknya, pasar mengakui dampak penuh secara
bertahap. Bukti ini tidak konsisten dengan asumsi efisiensi pasar modal. Pasar
yang efisien harus bereaksi seketika dan benar-benar untuk informasi nilai yang
relevan.
Penyesuaian
bertahap pada harga ini membuatnya tampak bahwa investor kurang bereaksi
terhadap informasi. Fenomena ini disebut post-earnings
announcement drift. Drift ini
tampaknya terkait dengan tingkat berita baik dalam pengumuman. Berita baik yang
tidak diduga menyebabkan pasar bereaksi seperti yang diperkirakan oleh
hipotesis pasar yang efisien, tetapi drift mengikuti pengumuman berita buruk. Bukti
sebaliknya telah ditemukan; misalnya, di Finlandia, post-announcement drift lebih tinggi mengikuti kejutan laba yang
positif. Johnson & Schwartz menunjukkan bahwa drift masih terjadi di
Amerika Serikat antara perusahaan kecil dan antara perusahaan dengan cakupan
analis sedikit.
Tidak
semua penelitian fokus pada hubungan antara harga saham dan laba. Beberapa
penelitian telah menggunakan laba yang disesuaikan dengan inflasi, residual earnings dan arus kas operasi
sebagai ukuran. Baru-baru ini, ukuran kinerja seperti pendapatan komprehensif
dibandingkan dengan laba per saham, nilai ekonomis ditambahkan pada laba atau
langkah-langkah khusus untuk industri tertentu telah digunakan. Bukti dari penelitian
ini penting untuk akuntansi karena menunjukkan bahwa ukuran kinerja yang telah
berevolusi dalam lingkungan yang tidak diatur lebih informatif daripada yang
diamanatkan oleh peraturan.
Association
studies
Ingat
bahwa association studiesmengurangi angka
akuntansi data pasar modal untuk menguji hubungan yang signifikan untuk menilai
nilaiyang relevan dari informasi. Item dari informasi akuntansi dianggap
relevan jika memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan bagikeputusan pengguna
laporan keuangan. Jumlah akuntansi memiliki nilai yang relevan jika
menyampaikan informasi yang menghasilkan modifikasi harapan investor tentang imbalan
masa depan atau risiko yang terkait.
Penelitian
telah berfokus pada informasi akuntansi dengan memeriksa empat hubungan yang
berbeda:
·
Laba dan security returns.
·
Nilai relevansi
data non laba.
·
Nilai relevansi praktik
akuntansi yang berbeda.
·
Nilai relevansi GAAP
yang berbeda.
Penelitian
yang meneliti asosiasi ini menggunakan tiga metode penelitian yang berbeda.
·
Relative
association studiesmembandingkan hubungan antara nilai
pasar saham atau perubahan nilai-nilai dan ukuran akuntansi bottom-line
alternatif. Jumlah akuntansi dengan R2yang lebih besar digambarkan
sebagai nilai yang lebih relevan.
·
Incremental
association studiesmenyelidiki apakah jumlah
kepentingan akuntansi membantu dalam menjelaskan nilai atau pengembalian selama
periode yang panjang. Jumlah akuntansi dikatakan nilai yang relevan jika
koefisien regresi yang diperkirakan secara signifikan berbeda dari nol.
·
Marginal
information content studiesmenyelidiki apakah
sejumlah akuntansi tertentu menambah kumpulan informasi yang tersedia untuk
investor. Biasanya, ini merupakanevent
studies yang memeriksa apakah pengeluaran jumlah akuntansi terkait dengan
perubahan nilai. Perubahan harga dianggap bukti nilai relevan.
Penelitian-penelitian ini mewakili kurang dari 10 persen dari studi relevansi
nilai
Perhatikan
bahwa studi ini mengeksplorasi hubungan. Sebuah hubungan menandakan bahwa
ketika dua atau lebih rangkaian angka yang diregresi dan memberikan R2
ini menunjukkan hubungan antara angka-angka, mereka mungkin terkait. Namun,
penggunaanterm association menandakan
kurangnya teori untuk menjelaskan mengapa rangkain angka terkait.
Holthausen
& Watts menemukan dua teori implisit tetapi berbeda dalam literatur ini.
Yang pertama mengasumsikan bahwa laba akuntansi cenderung sangat berhubungan
dengan perubahan nilai pasar ekuitas. Dalam teori kedua, peran akuntansi adalah
untuk memberikan informasi tentang masukan untuk model penilaian yang digunakan
investor dalam menilai ekuitas perusahaan. Sebagian besar peneliti berasumsi
bahwa peran utama pelaporan keuangan adalah untuk langkah-langkah terkait
dengan nilai atau ukuran nilai atau informasi yang relevan untuk penilaian
ekuitas, asumsi ini dikritik oleh Holthousen & Watts. Seperti tercantum
dalam bab-bab sebelumnya, informasi akuntansi merupakan masukan penting dalam
konteks lain, bukan hanya pasar modal, dan digunakan oleh banyak kelompok
pengguna non investor.
Holthousen
& Watts mengidentifikasi tiga asumsi yang mendasari literatur nilai
relevansi:
·
Investor equitas
diasumsikan pengguna utama atau dominan laporan keuangan. Mereka diasumsikan
menggunakan laporan tersebut terutama untuk valuasi ekuitas.
·
Harga saham cukup
mewakili investor menggunakan informasi dalam menilai efek ekuitas.
·
Share-priced-based
tests of relevance and reliabilitymengukur
relevansi dan keandalan seperti yang didefinisikan oleh pernyataan FASB
(mencerminkan dominasi berat peneliti Amerika pada riset pasar saham)
Apa
yang Penelitian Nilai Relevan Beritahukan pada Kita
Penelitian
tentang hubungan antara laba akuntansi dan return saham telah menganalisis data
dari sebagian besar bursa saham utama dunia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang terbukti at best
weak.
Laba
yang dilaporkan tidak diukur dengan baik dari peristiwa nilai relevan yang
dibangun kedalam harga saham pada periode yang dipelajari. Hubungan yang
relatif rendah antara laba yang dilaporkan dan harga saham menunjukkan bahwa
laba tidak menangkap semua informasi yang dimasukkan ke dalam harga saham.
Salah
satu alasan untuk ini mungkin bahwa investor fokus pada semua peristiwa yang mempengaruhi
arus kas masa depan, sementara laba hanya menangkap peristiwa-peristiwa yang
memenuhi kriteria untuk pengakuan akuntansi. Alasan lain mengacu pada
preferensi risiko manajer dan laba negatif. Manajer yang menghindari risiko
mungkin melaporkan jumlah laba lebih konservatif daripada manajer yang kurang
menghindari risiko, dan cenderung untuk melaporkan berita buruk lebih awal.
Kedua tindakan ini telah dikonfirmasi. Penjelasan lain mungkin bahwa laba
negatif bukanlah nilai relevan karena investor tidak mengharapkan kerugian berlangsung
lama, tetapi perusahaan dengan kerugian yang termasuk dalam sampel uji
menurunkan hubungan. Selain itu, kerugian tidak memberikan informasi tentang
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas masa depan.
Relevance
and reliability
Penelitian
nilai relevan meneliti hubungan antara jumlah akuntansi dan nilai pasar
ekuitas. Sebuah jumlah akuntansi dianggap sebagai nilai yang relevan jika
memiliki hubungan dengan nilai pasar ekuitas. Seperti yang disebutkan,
penelitian nilai relevan berfokus pada kriteria relevansi dan keandalan yang
digunakan dalam kerangka kerja konseptual untuk memilih di antara metode
akuntansi. Asumsinya adalah bahwa jumlah akuntansi akan menjadi nilai yang
relevan hanya jika jumlah mencerminkan informasi yang relevan bagi investor
dalam menilai perusahaan, dan jika jumlahnya diukur cukup andal akan tercermin
dalam harga saham.
Beberapa
penelitian telah mencoba untuk menguraikan laba dan menguji hubungan antara
item yang terurai dengan harga saham. Beberapa studi menunjukkan bahwa membagi
laba ke dalam re-exceptional, exceptional
dan extraordinarymeningkatkan hubungan,
sementara yang lain bertentangan dengan temuan ini, terutama dalam kaitannya
dengan laba yang luar biasa. Laba lebih berkorelasi dengan return saham dari
arus kas untuk jangka pendek, tetapi dengan interval waktu meningkat, keduanya cenderung
memiliki tingkat korelasi yang sama dengan hasil. Pencantuman variabel non laba
meningkatkan korelasi antara return dan data akuntansi.
Akuntansi
fair valueadalah fokus dari
penelitian nilai relevan. Misalnya, aset dan kewajiban pensiun dianggap oleh
investor sebagai aset dan kewajiban dari perusahaan, meskipun mereka kurang
andal diukur dari aset dan kewajiban yang diakui lainnya. Nilai wajar aset
pensiun mengukur aset pensiun tersirat dalam harga saham lebih andal daripada
nilai buku aset pensiun. Temuan lain adalah bahwa biaya terpilah berpotensi
lebih informatif kepada investor dari biaya agregat. Investor melihat perkiraan
nilai wajar efek hutang dan ekuitas serta pinjaman bank sebagai nilai lebih
relevan daripada jumlah biaya historis. Juga, investor menganggap nilai wajar
derivatif sebagai mencerminkan lebih presisi dari jumlah nasional mereka dalam
kaitannya dengan nilai ekonomi yang mendasarinya.
Biaya
aset tidak berwujud relevan dengan investor, dan tercermin dalam harga saham
dengan beberapa kehandalan. Investor melihat pengeluaran pada Research and
Development dan iklan sebagai akuisisi modal. Sebaliknya, perkiraan nilai wajar
asetjangka panjang bukanlah nilai yang relevan, meskipun mungkin ini karena
nilai ini tidak selalu andal diperkirakan. Mengkonsolidasikan laba ditemukan
memiliki kandungan informasi tambahan di luar itu dari perusahaan induk,
sehingga konsolidasi meningkatkan relevansi nilai laba. Namun, tidak ada
relevansi nilai ditemukan untuk bagian minoritas dari laba dan ekuitas.
APAKAH
AUDITOR ATAU INTERMEDIARIES (PERANTARA) MENAMBAH NILAI INFORMASI AKUNTANSI
Penyedia
modal mengharuskan perusahaan untuk mempekerjakan auditor indepeden sebagai syarat pembiayaan, bahkan ketika
tidak diharuskan oleh peraturan. Meskipun sedikit atau tidak ada penelitian
yang meneliti alasan penyedia modal memerlukan audit independen, namun yang
mereka lakukan menunjukkan bahwa penyedia modal menganggap bahwa auditor dapat meningkatkan kredibilitas. Laporan
keuangan yang diaudit secara umum diterima sebagai laporan tahunan yang
memiliki kredibilitas. Secara intuisi, laporan audit wajar dengan
pengecualianharus lebih dinilai oleh pasar. Namun, mereka tidak memberikan
signal yang tepat waktu pada pasar modal, pada dasarnya karena kualifikasi
telah diharapkan (Healy & Palepu, 2001).
Sebaliknya,
hasil analisis perantara (intermediaries) keuangan memberikan nilai tambah di
pasar modal. Perkiraan laba oleh Analis lebih akurat dibanding model laba
time-series. Akurasi mereka dipengaruhi oleh kemampuan bawaan, tugas
perusahaan, broker afiliasi dan spesialisasi industri. Perkiraan laba dan
rekomendasi mereka mempengaruhi harga saham. Namun, perkiraan mereka menjadi bias
dalam arah terlalu optimis, terutama ketika perusahaan pialang mereka telah
diminta untuk menjamin penerbitan sekuritas tertentu (Healy & Palepu,
2001). Intermediaries adalah analis
keuangan, auditor, manajer dan lainnya yang menguji data primer dan mengirim
pesan tentang data tersebut kepada investor.
Teori
Pengungkapan Suka Rela
Berdasarkan
Core (2011), literatur pengungkapan sukarela menawarkan kesempatan terbaik
untuk meningkatkan pemahaman tentang peran informasi akuntansi dalam penilaian
perusahaan dan keuangan perusahaan. Pertanyaan paling penting terkait
perusahaan melakukan pengungkapan secara sukarela, bagaimana pemegang saham
menggunakan informasi ini dalam mengalokasikan modal untuk perusahaan dan
bagaimana berbagai orang menghasilkan atau menggunakan informasi ini, mengatur
dan menafsirkannya. Meskipun literatur berteori tentang pengungkapan sukarela,
bukti empiris dari studi terkemuka masih sedikit.
Teori
pengungkapan sukarela memprediksi bahwa pemegang saham mengoptimalkan kebijakan
pengungkapan, tata kelola perusahaan dan insentif manajemen untuk memaksimalkan
nilai perusahaan (Core, 2001). Peningkatan pengungkapan dapat menurunkan
asimetri informasi, sehingga menurunkan biaya modal. Namun, harus
dipertimbangkan juga tentang biaya terkait insentif, litigasi dan kepemilikan.
Peningkatan pengungkapan tidak berarti pengungkapan kredibel atau tidak bias
karena terlalu mahal untuk menghilangkan semua cara yang manajer gunakan untuk
menambah beberapa bias, rata-rata akan kredibel. Meskipun manipulasi
pengungkapan mungkin, tata kelola perusahaan yang dirancang untuk membatasi
manajer untuk mengikuti kebijakan yang optimal. Perusahaan akan berbeda dalam
pengungkapan mereka sesuai dengan kebijakan pengungkapan mereka dan kemampuan
tata kelola perusahaan secara individu untuk menegakkan kebijakan.
Bukti
menunjukkan bahwa manajer dengan saham atau opsi saham dapat mengambil tindakan
untuk memanipulasi harga saham atau kepemilikan opsi mereka. Mereka menunda
mengungkapkan berita baik dan mempercepat penerbitan berita buruk sebelum
periode penyerahan opsi saham mereka untuk memaksimalkan kompensasi berbasis
saham mereka karena manajer mungkin merasa lebih menguntungkan untuk membeli
saham sebelum opsi-saham mereka diserahkan. Perkiraan manajemen dikaitkan
dengan trading oleh insider (pihak dalam) pada saham perusahaan, dan dengan
kompensasi opsi saham yang berisiko karena kinerja perusahaan. Perusahaan
dengan asimetri informasi yang lebih besar menggunakan insentif saham dan opsi
lebih banyak, karena manajer tidak tidak ingin menanggung banyak risiko terkait
dengan kesalahan menilai saham.
Perusahaan memperingatkan investor bahwa berita buruk sebentar lagi akan
memberikan return per unit yang negatif secara lebih signifikan atas laba tak
terduga dibandingkan perusahaan yang tidak menerbitkan peringatan, dianggap
perusahaan dihukum karena mengungkapkan berita buruk terlalu awal (Healy &
Palepu 2001, Core 2001).
Pilihan
Kosmetik Akuntansi
Karena
akuntansi membolehkan manajemen untuk membuat beberapa pilihan terkait akrual
dan metode, manajemen mungkin memiliki dorongan untuk menyampaikan informasi
yang mementingkan diri sendiri ketika menyiapkan laporan keuangan. Ketika
pilihan akuntansi digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, pilihan tersebut
dideskripsikan sebagai earnings
management (manajemen laba).
Manajemen laba terjadi ketika manajer
menggunakan pertimbangan dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk
mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan beberapa pemegang kepentingan dalam
menilai kinerja ekonomi perusahaan atau mempengaruhi hasil kontrak yang
tergantung pada angka yang dilaporkan (Healy & Wahlen 1999). Dalam difinisi
sebelumnya, Schipper (1989) menekankan kesengajaan atas proses untuk
mendapatkan keuntungan pribadi bagi manajer dan mungkin pemegang saham.
Kebijakan yang mereka ambil mungkin tidak menjadi kesempatan yang penting.
Healy & Palepu (1993), misalnya, manajemen laba berarti bagaimana manajemen
menyampaikan informasi pribadi tentang prospek perusahaan atau gambaran yang
lebih akurat tentang kinerja perusahaan. Sebagai contoh, informed management
member informasi untuk mengurangi informed user tentang waktu, ukuran dan
risiko dari arus kas masa depan. Agar manajemen laba menjadi sukses, pengguna
dari laporan keuangan harus tidak dapat atau tidak mau lepas dari efek
manajemen laba (Fields, Lys & Vincent 2001).
Penelitian
akhir-akhir ini fokus apakah kontrak kompensasi menejemen memberikan dorongan
bagi manajer untuk mencapai tujuan laporan keuangan yang diinginkan. Manajer
dihipotesiskan untuk memilih metode akuntansi untuk meningkatkan kompensasi
atau untuk mengurangi kemungkinan pelanggaran perjanjian utang. Hipotesis
perjanjian utang dinyatakan bahwa ketika perusahaan melanggar pembatasan
perjanjian utang berdasarkan akuntansi, manajer berharap untukmembuat pilihan
akuntansi yang meningkatkan pendapatan
untuk melonggarkan batasan perjanjian utang dan merendahkan biaya yang
diharapkan dari kesalahan teknikal, seperti biaya renegosiasi atau biaya
kebangkrutan.
Manajer
mengambil keuntungan dari keleluasaan metode dalam mengelola laba yang
dilaporkan untuk meningkatkan kompensasi mereka (Fields, Lys & Vincent
2001). Beberapa bukti yang berlawanan menyebutkan bahwa hipotesis
income-smoothing lebih baik menjelaskan bukti. Bukti lain menyebutkan bahwa
manajemen mungkin mengikutsertakan ‘big bath’ accounting. Ketika laba untuk
sebuah periode dibawah ekspektasi, manajer mungkin menghapus sebanyak mungkin
biaya dalam periode tersebut untuk memperbaiki kinerja pada periode berikunya.
Aksi yang sama telah diobservasi dengan perubahan eksekutif atau CEO. Bukti
menunjukkan bahwa investor bereaksi positif atas aksi tersebut (Fields, Lys
& Vincent 2001). Sebagai tambahan, manajer memanipulasi keleluasaan akrual
dalam periode sebelum pengumuman management buyout, mungkin untuk mengurangi
harga saham.
Pasar
Modal dan Reaksi Pasar terhadap Pengungkapan Akuntansi
Dalam
pasar yang efisien, nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai sekarang dari
perhitungan arus kas bersih masa depan yang diharapkan (Kothari 2001). Input
penting dari penilaian pasar atas nilai adalah kinerja perusahaan saat ini,
mencerminkan bahwa fokus kerangka konseptual laporan keuangan menyediakan
informasi yang berguna dalam menilai jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa
depan.
Pengungkapan
jumlah laba akuntansi berdampak pada perubahan harga saham atau peningkatan
volume trading, memberikan bukti bahwa pasar menggunakan informasi akuntansi,
reaksi lebih cepat pada berita buruk dari pada berita baik. Namun, prinsip kehati-hatian
menentukan pehitungan laba akuntansi ‘garble (memutarbalikkan)’ signal yang
dikirim ke pasar modal.
Berita
baik untuk akuntansi adalah bahwa partisipan (pasar) menggunakan informasi
akuntansi, berita buruk adalah jumlah laba akuntansi merupakan ukuran yang
jelek dari kejadian relevan yang tergabung dalam harga saham. Perkiraan
pendapatan, beban, laba, arus kas masa depan adalah inti dari penilaian.
Laporan keuangan, yang bersifat historis adalah indikator yang lemah dari
nilai. Reliabilitas akuntansi dan prinsip pengakuan sering dipersalahkan bahwa
laporan keuangan tidak memberikan informasi yang melihat kedepan.
Perilaku
manajer memberi kesan bahwa mereka percaya informasi akuntansi digunakan oleh
partisipan pasar modal. Reaksi investor atas pengungkapan suka rela oleh
manajemen dan beberapa strategi manajemen laba menegaskan bahwa informasi
akuntansi digunakan oleh mereka.
EFISIENSI
DARI PASAR MODAL
Pasar
modal diasumsikan efisien. Hipotesis menyatakan bahwa jika pilihan akuntansi
dan perubahan tidak mempengaruhi arus kas, investor tidak akan mengubah
penilaian mereka atas harga saham. Oleh karena itu, efisiensi pasar menjadi
penting untuk akuntansi karena asumsi bahwa investor akan melihat melalui
alternatif atau peluang pilihan akuntansi. Jika pasar tidak efisien,
keleluasaan akrual (atau manajemen laba) dapat mengelabuhi investor.
Penelitian
cukup sukses dalam menyelesaikan pertanyaan apakah pasar efisien dalam
hubungannya dengan keleluasaan atau pilihan cosmetic accounting. Uji manajemen
laba memberikan hasil dengan sedikit
explanatory power untuk manajemen laba (Kothari 2001). Dechow & Skinner
(2000) berpendapat bahwa kecukupan informasi dalam pasar yang berfungsi baik
perlu diungkapkan, karena investor rasional
akan memproses informasi tersebut dengan tepat. Tidak semua bukti
empiris konsisten dengan opini ini (Fields, Lys & Vincent 2001).
Menguji
apakah pasar modal efisien
Efisiensi
pasar penting bagi akuntansi karena asumsi ini berarti bahwa investor akan
melihat melalui alternatif dan peluang pilihan akuntansi. Jika pasar tidak
efisien, keleluasaan akrual akan mengelabuhi investor. Uji efisiensi pasar pada
akhir 1970an dan 1980an mulai mengacaukan hipotesis efisien, walaupun metode
penelitian yang dilakukan tidak dapat menentukan apakah investor dapat melihat
melalui perubahan kosmetik atau perubahan akuntansi yang diamanatkan.
Kebanyakan
penelitian jangka pendek menyimpulkan konsisitensi dengan pasar yang efisien,
walaupun kadang-kadang pasar tidak bereaksi dengan cepat atas informasi,
sehingga ada ‘drift’, yang berlawanan dengan efisiensi pasar. Uji pada periode
yang lebih panjang mengasumsikan bahwa pasar dapat bereaksi berlebihan atau
kurang bereaksi untuk informasi baru karena anggapan manusia dan bias perilaku.
Bukti belakangan ini seperti rentang return abnormal yang besar selama beberapa
tahun setelah peristiwa dipublikasi dengan baik seperti penawaran umum perdana
juga berlawanan dengan efisiensi pasar. Berdasarkan Kothari (2001), penelitian
ini secara kolektif memberikan penolakan atas hipotesis pasar efisien.
Bukti
penelitian menunjukkan manipulasi dari keleluasaan akrual segera sebelum
penawaran umum perdana dan penawaran ekuitas lainnya juga menolak efisiensi
pasar. Penelitian ini menyatakan bahwa pasar gagal dalam mengenali optimistic
bias dalam perkiraan laba, walaupun pemilik, manajer dan analis harus mendorong
penerbitan perkiraan yang terlalu optimistis (Kothari 2001; Fields, Lys &
Vincent 2001).
Anomali
statistik terus muncul dalam penelitian menggunakan Capital Asset Pricing Model
(CAPM). Investor tidak bereaksi ‘secara logis’ atas informasi baru (Olsen
1998). Di tahun 1992, Eugene Fama, figur kunci dalam pengembangan CAPM, menarik dukungannya. Pembela
hipotesis pasar efisien mulai membantah data tersebut, pengukuran yang salah
dan seleksi yang bias dapat menjelaskan anomali ini. Fields, Lys & Vincent (2001)
menyimpulkan bahwa bukti efisiensi pasar tidak pasti bahwa pasar tersebut
inefisien atau tidak. Peneliti menemukan bukti efisiensi pasar mungkin
menggambarkan perilaku untuk mendukung, membantah bahwa investor tidak
rasional.
Harga
dalam pasar yang efisien mencerminakan semua yang ada mengetahui tentang asset
modal. Ideologi ini menyetujui bahwa pasar adalah alat alokatif yang sempurna.
Namun, sebagaimana telah didiskusikan, anomali (informasi yang bertentangan dengan
hipotesis pasar yang efisien) mulai muncul. Anomali utama adalah:
·
Efek perusahaan kecil,
CAPM menilai kecil return cross-sectional dari perusahaan dengan nilai ekuitas
pasar yang rendah dan minilai
terlalutinggi perusahaan dengan nilai ekuitas pasar yang tinggi.
·
Efek pengabaian, return
perusahaan yang tidak diikuti oleh analis inferior disbanding dengan perusahaan
yang diikuti banyak analis.
·
Efek pertukaran,
keinginan investor dan informasi yang tersedia di publik berbeda tergantung
pada di pasar mana saham tersebut diperdagangkan.
·
Efek eksotik, di akhir
bulan, akhir tahun, akhir pecan, Yom Kippur dan efek Januari. Sebagai contoh,
banyak return tidak normal untuk perusahaan kecil terjadi selama paruh pertama
bulan Januari, dan return saham diprediksi negative di akhir pecan. Hasil ini
tidak dapat dijelaskan oleh hipotesis pasar yang efisien dan kombinasi CAPM.
PERILAKU KEUANGAN
Dengan
meningkatnya ketidakpastian apakah pasar efisien, perilaku keuangan menjadi topik yang menarik untuk
dipertimbangkan (Fuller 1996). Walaupun awal dari perilaku keuangan
adalah tahun 1951, waktu yang sama dengan lahirnya keuangan modern, minat
tersebut tidak menambah momentum sampai akhir tahun 1980an. Minat baru ini menimbulkan dua pengembangan:
·
Meningkatnya bukti
empiris yang memberi kesan bahwa teori keuangan yang ada tampak tidak sempurna dalam cara yang
fundamental.
·
Pengembangan ‘prospect
theory’ oleh Kahneman dan Tversky. Teori ini didasarkan pada ide sederhana
bahwa rasa sakit dihubungkan dengan jumlah kerugian (katakana $100) lebih besar
dari pada kesenangan yang berasal dari keuntungan yang setara, sehingga
investor melekatkan lebih banyak kepentingan untuk menghindari kerugian (Fuller
1996). Asumsi mendasar dari model alternative ini dalam pengambilan keputusan
lebih realistis dari pada teori keuangan yang ada (Olsen, 1998).
Dalam penelitian mereka, Kahneman
dan Tversky mengintegrasikan psikologi dan ekonomi, sehingga memeberikan dasar
intelektual dari perilaku
keuangan. Fokus mereka adalah membuat keputusan
dibawah ketidakpastian, karakteristik dari pasar modal. Mereka
mendemonstrasikan pembuatan keputusan yang melibatkan penggunaan ‘heuristic’,
dan secara sistematis berangkat dari hukum probabilitas. Heuristic adalah
aturan praktis yang berasal dari pengalaman masa lalu yang digunakan dalam
pengambilan keputusan. Keuangan modern
melibatkan sedikit atau tidak ada pengujian pada pembuatan keputusan
individual. Deduksi adalah prominen, sehingga pengambilan keputusan adalah
‘kotak hitam’. Karena keuangan memperhatikan prediksi dari pada deskripsi atau
penjelasan, teori keuangan dibangun secara abstrak dari proses pengambilan
keputusan (Olsen 1998).
Keputusan
investasi ditandai oleh ketidakpastian exogenous yang tinggi karena kinerja
masa depan harus diestimasi dari seperangkat variabel yang noisy dan samar.
Investor yang membuat keputusan memiliki intuisi, kurang kuantitatif, emotional
yang didorong persepsi risiko dari pada yang tersirat dalam model keuangan.
Pilihan pengambil keputusan cenderung beragam, mudah berubah dan dibuat seketika
selama proses pembuatan keputusan. Mereka mencari kepuasan dibandingkan solusi
yang optimal. Invetor tipe ini diistilahkan sebagai homo heuristics, bukan homo
economics, pembuat keputusan secara rasional difokuskan pada utilitas atau
memaksimalkan kekayaan (Olsen 1998).
Landasan
Perilaku
Keuangan
Terdapat
dua landasan dari perilaku
keuangan: psikologi kognitif dan batas untuk
arbitrasi (Ritter, 2003). Batasan arbitrasi adalah:
·
Tidak semua agen
arbitrasi itu rasional
·
Bukti frekuensi yang
tinggi mendukung efisiensi pasar tapi bukti frekuensi yang rendah tidak.
Psikologi kognitif mengusulkan
berikut ini:
·
Orang-orang membuat
kesalahan sistematis dalam cara mereka berpikir. Mereka menggunakan heuristic
atau rule of thumb untuk membuat keputusan lebih mudah, yang akan membuat
keputusan investasi menjadi bias dan tidak optimal.
·
Orang-orang terlalu
percaya diri atas kemampuan mereka. Laki-laki lebih terlalu percaya diri
dibandingkan perempuan. Entrepreneur umumnya juga terlalu percaya diri.
·
Orang-orang terlalu
banyak mempertimbangkan pengalaman yang baru terjadi sehingga mereka kurang
mempertimbangkan rata-rata jangka panjangnya.
·
Mental accounting
memisahkan keputusan yang seharusnya dikombinasikan.
·
Framing mengatakan
bahwa bagaimana konsep menyampaikan masalah orang-orang. Hal ini mengacu pada
pepatah lama tentang apakah gelas itu setengah penuh atau setengah kosong dan
bagaimana masing-masing memberikan kita perbedaan persepsi tentang kuantitas
dalam gelas.
·
Orang-orang menghindari
kerugian tapi ia ingin mencapai keuntungan. Perilaku ini disebut efek
disposisi.
·
Anchoring: orang-orang
cenderung mengandalkan nilai patokan angka yang secara eksplisit atau implisit
disajikan kepeda mereka dan menggunakannya sebagai titik awal. Ketika sesuatu
berubah, orang-orang cenderung lambat untuk menanggapi perubahan maupun kurang
bereaksi karena kehati-hatian mereka. Banyak evaluasi dari return menyimpang
karena ukuran dari anchor.
·
Representativeness:
orang-orang cenderung mengandalkan stereotip, sebagai contoh, kinerja masa lalu
diramalkan tanpa mempertimbangkan eksogenous yang tidak pasti dan kerandoman
pasar keuangan. Brand image yang baik dan brand awareness yang tinggi
menghasilkan persepsi yang rendah dari risiko investasi.
·
Afek heuristic: emosi mempengaruhi
persepsi risiko return dan perilaku investasi. Asosiasi emosi yang positif
menghasilkan risiko investasi yang dipersepsikan rendah.
Apakah
hasil keahlian moderat ini tidak pasti. Beberapa penemuan menunjukkan keahlian
investor tidak ada hubungannya dengan penggunaan heuristic. Bukti lain
mengatakan bahwa pengetahuan individual memiliki efek moderate.
Observasi
ini berlawanan dengan teori utama dari keuangan modern, yang mengasumsikan
bahwa:
·
Investor sangat
rasional (atau pasar bertindak seolah-olah rasional).
·
Pasar adalah efisien.
·
Biaya transaksi sangat
kecil sehingga informed trader secara cepat memperhatikan dan mengambil
keuntungan dari mispricing, mendorong harga kembali ke level yang ‘tepat’
(Gilson dan Kraakman 2003).
Perilaku keuangan berpendapat
tentang investor, berdasarkan pada observasi, investor tidak rasional, sehingga
terdapat bias. Daftar bias yang muncul termasuk:
·
Overconfidence (terlalu
percaya diri): kecenderungan investor untuk menaksir terlalu tinggi keahlian
mereka.
·
Endowment effect (efek keengganan
melepaskan): kecenderungan individual untuk bersikeras pada harga yang tinggi
untuk sesuatu yang mereka harapkan untuk dijual dari pada membeli item yang
sama jika mereka belum memilikinya.
·
Loss aversion
(penolakan kerugian): kecenderungan orang-orang
yang menolak risiko dalam hubungannya dengan peluang laba tetapi bersedia berjudi untuk menghindari kerugian.
·
Anchoring (Patokan):
kecenderungan orang-orang untuk membuat keputusan didasarkan pada estimasi awal
yang perlu disesuaikan kembali, tetapi tidak cukup disesuaikan untuk
mengeliminasi pengaruh dari estimasi awal.
·
Framing (Pembingkaian): kecenderungan
untuk membuat pilihan yang berbeda didasarkan bagaimana keputusan dibingkai,
khususnya jika dibingkai dalam masa yang kemungkinan memberikan hasil yang baik
atau membalikkan hasil yang buruk.
·
Hindsight (Memandang ke
masa lampau): kecenderungan untuk membaca saat ini menjadi penilaian masa lalu.